Berbulan-bulan kami sudah saling mengenal, dari semenjak bertemu kami tahu akan potensi yang ada didirinya.
Dirinyalah yang bernama Rizka, anak pintar nan patuh terhadap kedua orang tua. Dari rizka lah kami mendapatkan anak-anak lain yang harus diselamatkan pendidikannya.
Saat itu rizka memang memiliki tubuh yang rentan sakit, beberapa kali kami berkunjung rizka seringkali sakit. Semakin hari tubuhnya pun mengecill.
Menurut sang ibu, rizka memang seorang yang suka memendam perasaannya. Rasa kecewa dengan ayahnya yang membuat rizka berpikir keras bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama ke3 adiknya yang lain. Rizka memang dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu, bahkan rumahnyapun kontrakan yang belum dibayar beberapa bulan, sampai satu ketika kami berkunjung lampu pun padam karena tunggakan yang sudah terlalu lama.
Gw sayang banget dengan anak ini, dia adalah icon Gapai Cita yang memberikan api penyemangat untuk selalu bertahan mencari donatur untuk bisa membantu anak yang lainnya. Beberapa kali gw sendiri membangga-banggakan rizka didepan keluarga dan teman-teman, pernah kami jalan berdua ke toko buku di bintaro. Awalnya memang rizka malu-malu tapi kemudian dia sudah tahu pasti buku mana yang akan dibeli.
Sepanjang perjalanan pulang, rizka masih terasa begitu senang… senyuman terus dipancarkan sampai kita sampai rumah rizka.
Tidak lama kami mendapat kabar kalau rizka sedang sakit, dan gw pun dapat sms langsung dari bibinya yang meminta doa agar rizka cepat diberikan kesembuhan. Saat itu memang sempat terjadi kesalah pahaman antara salah satu orang tua binaan gapai cita dengan kakak ipar gw. Dimana yang salah adalah kakak ipar gw dan dia pun sudah meminta maaf.
Pagi setelah mendapat sms itu gw berangkat kerja seperti biasa, sampai dengan jam 10 gw mendapat sms klo rizka telah meninggal dunia.
Gw hanya bisa terdiam, bingung dan lalu menangis dalam hati. Segera gw minta izin pulang cepat lalu menjemput istri lalu kami kerumah rizka.
Malang benar nasib rizka yang sempat ditolak dibeberapa rumah sakit karena tidak memiliki biaya dan tidak bisa menunjukan kartu tanda miskin, sebenarnya ibunnya rizka pernah mencoba membuat surat tanda miskin, tapi prosesnya gagal kerana harus bayar biaya yang gw lupa jumlahnya… hanya orang sinting yang meminta biaya administrasi kepada orang yang mau membuat surat tanda miskin.
Rizka sempat mendapatkan perawatan medis, sempat pula keadaanya berangsur baik. Baiknya keadaan rizka langsung berubah drastis saat pagi tiba, sampai rizka meninggal degan tenang dirumah sakit.
Meningggalnya rizka memberikan pukulan yang dalam untuk gw, ditambah management gapai cita yang tidak memiliki cash in dan cash out yang jelas gw memtuskan untuk resign dari gapai cita.
Recent Comments